Lumpur dan Kidung
- Hanja Inilah Djalannja –
sepatu setengah usang membenam dalam lumpur
menudju teratak,
air menetas dari atap
membasahi kekayaanku jang paling berharga
pengalaman djerman inggris perantjis rusia
tiongkok dan banjak lagi,
hasil pemikiran putera-putera dunia terbaik
temanku njenjak kembali setelah membuka pintu
kesunjian diluar membantuku
makin dalu makin djauh tenggelam,
ingat aku akan sumpah setia pada adjarannja.
kokok ajam djantan tak mengagetkan,
siang dan malam sama sdja,
djalan jang ditundjukkannja selamanja terang
kita pasti akan sampai keudjung djalan ini
dimana tak ada sepatu usang,
dimana tak ada lumpur membenam,
dimana tak ada teratak botjor,
tapi hanya inilah djalannya.
Djakarta, malam, 27 Djanuarti `55
Dipa Nusantara Aidit
Selasa, 13 November 2012
Puing-puing rakyat
Rakjat dimana kau?
Kutjari dalam ribuan luka
Kuhempas badai mentjari lukamu
Rakjat dimana kau...
Deritamu siksa aku dalam djuangku
Biarlah aku ditjabik jutaan harimau agar kau bisa tegak berdiri
Bukan di tindas dan tertekuk dalam kehinaan
Rakjat tjintaku padamu
Ada pada gubuk-gubuk liar
Dan ilalang tanpa nama
Karena kaulah tjintaku tak akan mati
Akulah perindumu yang digotong oleh djoang
Di bantu oleh ketidakberdajaan
Akulah tjintamu
Jang aku inginken di tiap malam gelap
Akan adanja perubahan
Akan adanja perubahan.........
Djakarta, 2 Januari 1954
DN Aidit
Rakjat dimana kau?
Kutjari dalam ribuan luka
Kuhempas badai mentjari lukamu
Rakjat dimana kau...
Deritamu siksa aku dalam djuangku
Biarlah aku ditjabik jutaan harimau agar kau bisa tegak berdiri
Bukan di tindas dan tertekuk dalam kehinaan
Rakjat tjintaku padamu
Ada pada gubuk-gubuk liar
Dan ilalang tanpa nama
Karena kaulah tjintaku tak akan mati
Akulah perindumu yang digotong oleh djoang
Di bantu oleh ketidakberdajaan
Akulah tjintamu
Jang aku inginken di tiap malam gelap
Akan adanja perubahan
Akan adanja perubahan.........
Djakarta, 2 Januari 1954
DN Aidit
Langganan:
Postingan (Atom)