Kamis, 30 Desember 2010
Soe Hok Gie
Soe Hok Gie adalah Orang keturunan China yang lahir pada 17 Desember 1942. Seorang putra dari pasangan Soe Lie Pit —seorang novelis— dengan Nio Hoe An. Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan, Soe Hok Gie merupakan adik dari Soe Hok Djie yang juga dikenal dengan nama Arief Budiman. Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta.
Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta. Menurut seseorang peneliti, sejak masih Sekolah Dasar (SD), Soe Hok Gie bahkan sudah membaca karya-karya sastra yang serius, seperti karya Pramoedya Ananta Toer. Mungkin karena Ayahnya juga seorang penulis, sehingga tak heran jika dia begitu dekat dengan sastra.
Sesudah lulus SD, kakak beradik itu memilih sekolah yang berbeda, Hok Djin (Arief Budiman) memilih masuk Kanisius, sementara Soe Hok Gie memilih sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Strada di daerah Gambir. Konon, ketika duduk di bangku ini, ia mendapatkan salinan kumpulan cerpen Pramoedya: “Cerita dari Blora” —bukankah cerpen Pram termasuk langka pada saat itu?
Pada waktu kelas dua di sekolah menangah ini, prestasi Soe Hok Gie buruk. Bahkan ia diharuskan untuk mengulang. Tapi apa reaksi Soe Hok Gie? Ia tidak mau mengulang, ia merasa diperlakukan tidak adil. Akhirnya, ia lebih memilih pindah sekolah dari pada harus duduk lebih lama di bangku sekolah. Sebuah sekolah Kristen Protestan mengizinkan ia masuk ke kelas tiga, tanpa mengulang.
Selepas dari SMP, ia berhasil masuk ke Sekolah Menengan Atas (SMA) Kanisius jurusan sastra. Sedang kakaknya, Hok Djin, juga melanjutkan di sekolah yang sama, tetapi lain jurusan, yakni ilmu alam.
Selama di SMA inilah minat Soe Hok Gie pada sastra makin mendalam, dan sekaligus dia mulai tertarik pada ilmu sejarah. Selain itu, kesadaran berpolitiknya mulai bangkit. Dari sinilah, awal pencatatan perjalanannya yang menarik itu; tulisan yang tajam dan penuh kritik.
Ada hal baik yang diukurnya selama menempuh pendidikan di SMA, Soe Hok Gie dan sang kakak berhasil lulus dengan nilai tinggi. Kemuidan kakak beradik ini melanjutkan ke Universitas Indonesia. Soe Hok Gie memilih ke fakultas sastra jurusan sejarah , sedangkan Hok Djin masuk ke fakultas psikologi.
Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru.
Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.
Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, “Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”.
Pemikiran dan sepak terjangnya tercatat dalam catatan hariannya. Pikiran-pikirannya tentang kemanusiaan, tentang hidup, cinta dan juga kematian. Tahun 1968 Gie sempat berkunjung ke Amerika dan Australia, dan piringan hitam favoritnya Joan Baez disita di bandara Sydney karena dianggap anti-war dan komunis. Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.
Bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung Semeru yang tingginya 3.676m. Sewaktu Mapala mencari pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan Gie berkata kepada teman-temannya:
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”
8 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: “Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.” Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis. Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut.
Makam soe Hok Gie
24 Desember 1969 Gie dimakamkan di pemakaman Menteng Pulo, namun dua hari kemudian dipindahkan ke Pekuburan Kober, Tanah Abang. Tahun 1975 Ali Sadikin membongkar Pekuburan Kober sehingga harus dipindahkan lagi, namun keluarganya menolak dan teman-temannya sempat ingat bahwa jika dia meninggal sebaiknya mayatnya dibakar dan abunya disebarkan di gunung. Dengan pertimbangan tersebut akhirnya tulang belulang Gie dikremasi dan abunya disebar di puncak Gunung Pangrango.
Beberapa quote yang diambil dari catatan hariannya Gie:
“Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”
“Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras … diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil … orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur.”
“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan…”
Selain Catatan Seorang Demonstran, buku lain yang ditulis Soe Hok Gie adalah Zaman Peralihan, Di Bawah Lentera Merah (yang ini saya belum punya) dan Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan serta riset ilmiah DR. John Maxwell Soe Hok Gie: Pergulatan Intelektual Muda Melawan Tirani.
Tahun depan Mira Lesmana dan Riri Reza bersama Miles Production akan meluncurkan film berjudul “Gie” yang akan diperankan oleh Nicholas Saputra, Sita Nursanti, Wulan Guritno, Lukman Sardi dan Thomas Nawilis. Saat ini sudah memasuki tahap pasca produksi.
Catatan Seorang Demonstran
John Maxwell berkomentar, “Gie hanya seorang mahasiswa dengan latar belakang yang tidak terlalu hebat. Tapi dia punya kemauan melibatkan diri dalam pergerakan. Dia selalu ingin tahu apa yang terjadi dengan bangsanya. Walaupun meninggal dalam usia muda, dia meninggalkan banyak tulisan. Di antaranya berupa catatan harian dan artikel yang dipublikasikan di koran-koran nasional” ujarnya. “Saya diwawancarai Mira Lesmana (produser Gie) dan Riri Reza (sutradara). Dia datang setelah membaca buku saya. Saya berharap film itu akan sukses. Sebab, jika itu terjadi, orang akan lebih mengenal Soe Hok Gie” tuturnya.
Kata Kata Soe Hok Gie
* Pertanyaan pertama yang harus kita jawab adalah: Who am I? Saya telah menjawab bahwa saya adalah seorang intelektual yang tidak mengejar kuasa tapi seorang yang ingin mencanangkan kebenaran. Dan saya bersedia menghadapi ketidak-populeran, karena ada suatu yang lebih besar: kebenaran.
* Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.
* Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan Dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau.
* Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.
* Saya memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan.
* Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi "manusia-manusia yang biasa". Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia.
* Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun.
* Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.
* Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak akan lahir?
* Bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha penghapusan terhadap kedegilan, terhadap pengkhianatan, terhadap segala-gala yang non humanis…
* Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah.
* Bagi saya KEBENARAN biarpun bagaimana sakitnya lebih baik daripada kemunafikan. Dan kita tak usah merasa malu dengan kekurangan-kekurangan kita.
* Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3 meter dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di Indonesia.
* To be a human is to be destroyed.
* Saya tak mau jadi pohon bambu, saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin.
* Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi. Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan.
* I’m not an idealist anymore, I’m a bitter realist.
* Saya kira saya tak bisa lagi menangis karena sedih. Hanya kemarahan yang membuat saya keluar air mata.
* Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan.
* Saya tak tahu mengapa, Saya merasa agak melankolik malam ini. Saya melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas jakarta dengan warna-warna baru. Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong. Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan. Perasaan sayang yang amat kuat menguasai saya. Saya ingin memberikan sesuatu rasa cinta pada manusia, pada anjing-anjing di jalanan, pada semua-muanya.
* Tak ada lagi rasa benci pada siapapun. Agama apapun, ras apapun dan bangsa apapun. Dan melupakan perang dan kebencian. Dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.
Referensi :
- http://prasetyaade.blogspot.com/2006/12/presiden-soekarno-presiden-pertama.html
- http://yulian.firdaus.or.id/2004/12/16/soe-hok-gie/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Soe_Hok_Gie
- http://dasonly.blogspot.com/2009/05/soe-hok-gie-dalam-kata-kata.html
Minggu, 05 Desember 2010
SAJAK SEORANG TUA UNTUK ISTRINYA
Sementara kau kenangkan encokmu
Kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita, yang hampir rampung
Dan dengan lega akan kita lunaskan
Kita tidaklah sendiri dan terasing dengan nasib kita
Karena soalnya adalah hukum sejarah kehidupan
Suka duka kita bukanlah istimewa
Karena setiap orang mengalaminya
Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
Bekerja membalik tanah
Memasuki rahasia langit dan samudra
Serta mencipta dan mengukir dunia
Kita, menyandang tugas
Karena tugas adalah tugas
Bukannya demi sorga atau neraka
Tetapi demi kehormatan seorang manusia!
Karena sesungguhnya, kita bukan debu
Meski kita telah reyot, tua renta dan kelabu
Kita adalah kepribadian
Dan harga kita adalah kehormatan kita…
Tolehlah lagi kebelakang
Ke masa silam yang tak seorangpun kuasa menghapuskannya
Lihatlah! Betapa tahun tahun kita penuh warna
Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita
Sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
Melewatkan tahun tahun lama yang porak poranda
Dan kenangkanlah pula,
Bagaimana kita dahulu tersenyum senantiasa
Menghadapi langit dan bumi
Dan juga…nasib kita
Kita tersenyum bukanlah karena bersandiwara
Bukan karena senyuman adalah satu kedok
Tetapi karena senyuman adalah satu sikap
Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama, nasib, dan…kehidupan
Lihatlah! Sembilan puluh tahun penuh warna
Kenangkanlah, bahwa kita telah selalu menolak menjadi korban
Kita menjadi goyah dan bongkok
Karena usia nampaknya lebih kuat dari kita
Tapi, bukan karena kita telah terkalahkan!
Aku tulis sajak ini, untuk menghibur hatimu
Sementara kamu kenangkan encokmu
Kenangkanlah pula,
Bahwa kita ditantang seratus dewa!
Jumat, 12 November 2010
Jogja,kau,dia dan aku..
terlintas bayang hangatmu mendekapku erat,.
Serasa kembali pada tahun tahun dimana kita memulainya,.
Serasa manis dan hangat,seakan kita pun enggan beranjak dari waktu itu,.
Larut malam berselimut kabut tipis memelukku erat,.
Kau bagaikan cahanya yang menuntunku di gelap malam itu,.
Kau berikan segalanya hanya untukku, dan seakan kita tidak pernah terpisahkan,.
Dinda ,. masihkah kau ingat di mana malam malam kita habiskan bersama
menyusuri jogja dengan keramahannya,.
Dimana kita tak peduli setan apapun yang merintangi akan kita halau,
demi janji suci tuk trus bersama,..
Masa itu tlah berlalu bertahun tahun lamanya tapi seakan hanaya baru kemarin sore,.
Kini kita tlah berpisah oleh ruang dan waktu,.
kau sudah tidak disampingku lagi tuk bersandar di bahuku,dan aku tlah bersamanya,.
tapi masa itu tak akan pernah hilang dari kalbuku,& tidak ku pungkiri aku masih menyayangi mu Adinda,.
Semoga kita senantiasa berbahagia selalu,.suatu saat ku yakin kita akan bertemu kembali dalam reinkarnasiku,.
Ditempat yang berbeda, dan suasana yang berbeda pula, dimana bumi di pijak dan langit di junjung,.
Love you & Jogja,.
Kamis, 11 November 2010
Syukur
Pada beberapa pagi sehening ini, acap kali ku terbangun dari tidur ku,..
Badan ku tak letih lagi, hatiku sejuk oleh ker;ipan bintang jauh di pelupuk langitMu,.
Tak kupungkiri ke Agungan Mu Tuhan, tak satu pun alasan ku berhenti ber syukur,..
Untuk setiap nafas yang mengalirkanku Energi mu, untuk setiap kasih yang ku terima,
untuk semua kesempatan ku berbagi,untuk jamahan batinku atas Mu,..
Tentu tiada kekekalan untukku,tentangku,.
Semoga kesementaraan ini memercikan damai tanpa henti untuk semesta, utamanya orang orang yang ku kasihi,...
Ku yakin Kau menjaga mereka dalam kasih Mu,karena mereka memiliki hati yang baik &
segala kebaikan akan mekar wangi untuk mereka,..
Terimakasih Tuhan, ijinkan kami selalu memuliakanMU dalam segala pikiran, perkataan &
perbuatan kami,..
Mohon ampuni ketidak sempurnaan kami,,
Kami meyakini kegigihan, ketulusan perjuangan kami (Hidup) tercatat oleh Mu.
By Jero..
Jumat, 05 November 2010
SAMODERA BERPANTAI KRAKATAU
krakatau berpantai samodera
samodera pantang asat
walau prahara bergunjing
krakatau tak menekuk
walau taufan membadai.
Samodera itulah rakyat
krakatau itulah partai
keduanya saling mempantai
samodra berpantai krakatau
krakatau berpantai samodera
Minggu, 10 Oktober 2010
Kupanggil Namamu....
Sambil menyeberangi sepi
kupanggil namamu, wanitaku
Apakah kau tak mendengarku?
Malam yang berkeluh kesah
memeluk jiwaku yang payah
yang resah
kerna memberontak terhadap rumah
memberontak terhadap adat yang latah
dan akhirnya tergoda cakrawala.
Sia-sia kucari pancaran sinar matamu.
Ingin kuingat lagi bau tubuhmu
yang kini sudah kulupa.
Sia-sia
Tak ada yang bisa kujangkau
Sempurnalah kesepianku.
Angin pemberontakan
menyerang langit dan bumi.
Dan dua belas ekor serigala
muncul dari masa silam
merobek-robek hatiku yang celaka.
Berulang kali kupanggil namamu
Di manakah engkau, wanitaku?
Apakah engkau juga menjadi masa silamku?
Kupanggil namamu.
Kupanggil namamu.
Kerna engkau rumah di lembah.
Dan Tuhan ?
Tuhan adalah seniman tak terduga
yang selalu sebagai sediakala
hanya memperdulikan hal yang besar saja.
Seribu jari dari masa silam
menuding kepadaku.
Tidak
Aku tak bisa kembali.
Sambil terus memanggil namamu
amarah pemberontakanku yang suci
bangkit dengan perkasa malam ini
dan menghamburkan diri ke cakrawala
yang sebagai gadis telanjang
membukakan diri padaku
Penuh. Dan Prawan.
Keheningan sesudah itu
sebagai telaga besar yang beku
dan aku pun beku di tepinya.
Wajahku. Lihatlah, wajahku.
Terkaca di keheningan.
Berdarah dan luka-luka
dicakar masa silamku.
Sabtu, 09 Oktober 2010
Bagi Sahabatku Yang Tertindas
Wahai engkau yang dilahirkan di atas ranjang kesengsaraan,
diberi makan pada dada penurunan nilai,
yang bermain sebagai seorang anak di rumah tirani,
engkau yang memakan roti basimu dengan keluhan dan meminum air keruhmu bercampur dengan airmata yang getir.
Wahai askar yang diperintah oleh hukum yang tidak adil oleh lelaki yang meninggalkan isterinya,
anak-anaknya yang masih kecil,
sahabat-sahabatnya,
dan memasuki gelanggang kematian demi kepentingan cita-cita, yang mereka sebut 'keperluan'.
Wahai penyair yang hidup sebagai orang asing di kampung halamannya, tak dikenali di antara mereka yang mengenalinya,
yang hanya berhasrat untuk hidup di atas sampah masyarakat dan dari tinggalan atas permintaan dunia yang hanya tinta dan kertas.
Wahai tawanan yang dilemparkan ke dalam kegelapan kerana kejahatan kecil yang dibuat seumpama kejahatan besar oleh mereka yang membalas kejahatan dengan kejahatan,
dibuang dengan kebijaksanaan yang ingin mempertahankan hak melalui cara-cara yang keliru.
Dan engkau, Wahai wanita yang malang,
yang kepadanya Tuhan menganugerahkan kecantikan.
Masa muda yang tidak setia memandangnya dan mengekorimu,
memperdayakan engkau,
menanggung kemiskinanmu dengan emas.
Ketika kau menyerah padanya, dia meninggalkanmu. Kau serupa mangsa yang gementar dalam cakar-cakar penurunan nilai dan keadaan yang menyedihkan.
Dan kalian, teman-temanku yang rendah hati,
para martir bagi hukum buatan manusia.
Kau bersedih, dan kesedihanmu adalah akibat dari kebiadaban yang hebat,
dari ketidakadilan sang hakim, dari licik si kaya,
dan dari keegoisan hamba demi hawa nafsunya Jangan putus asa,
kerana di sebalik ketidakadilan dunia ini,
di balik persoalan, di balik awan gemawan,
di balik bumi, di balik semua hal ada suatu kekuatan yang tak lain adalah seluruh kadilan, segenap kelembutan, semua kesopanan, segenap cinta kasih.
Engkau laksana bunga yang tumbuh dalam bayangan.
Segera angin yang lembut akan bertiup dan membawa bijianmu memasuki cahaya matahari tempat mereka yang akan menjalani suatu kehidupan indah.Engkau laksana pepohonan telanjang yang rendah kerana berat dan bersama salju musim dingin. Lalu musim bunga akan tiba menyelimutimu dengan dedaunan hijau dan berair banyak.Kebenaran akan mengoyak tabir airmata yang menyembunyikan senyumanmu. Saudaraku, kuucapkan selamat datang padamu dan kuanggap hina para penindasmu.
Doa Serdadu Sebelum Perang.......
WajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal
Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia
Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku
Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
-biarpun bersama penyesalan-
Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah ?
Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianatiMu
Tuhanku
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku
Rabu, 08 September 2010
Ganyang Malaysia?
KOMPAS.com — Unjuk rasa menentang Malaysia mengenai masalah perbatasan masih terus saja bermunculan di banyak tempat. Para pengunjuk rasa umumnya terdiri dari generasi muda.
Pola unjuk rasa mereka umumnya membakar bendera Malaysia sembari menuntut agar Pemerintah Indonesia bersikap lebih ”tegas” karena menganggap bahwa harga diri dan kedaulatan bangsa telah diinjak oleh negeri jiran tersebut.
Cukup banyak yang bahkan menuntut agar kita kembali ”mengganyang” Malaysia seperti pada tahun 1960-an, malah kalau perlu berperang. Apa yang sebenarnya kita ketahui tentang zaman konfrontasi itu?
Istilah ”konfrontasi” dipopulerkan Menteri Luar Negeri Soebandrio pada 20 Januari 1963. Sikap bermusuhan terhadap Malaysia kemudian dipertegas oleh Presiden Soekarno lewat diumumkannya perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada 3 Mei 1963.
Isinya, selain perintah untuk memperkuat ketahanan revolusi Indonesia, seluruh rakyat juga diperintahkan membantu perjuangan rakyat Malaya, Singapura, Sarawak, dan Sabah untuk menghancurkan Malaysia. Indonesia menganggap pembentukan Federasi Malaysia yang didalangi Inggris sebagai upaya nekolim (neokolonialisme dan imperialisme) membentuk sebuah negara boneka.
Adapun istilah ”Ganyang Malaysia” dilahirkan Bung Karno. Presiden pertama RI itu sangat gusar ketika dalam demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur pada 17 Desember 1963 para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek- robek foto Soekarno, dan membawa lambang Garuda Pancasila ke hadapan PM Malaysia waktu itu, Tunku Abdul Rahman, dan memaksanya menginjak lambang Garuda tersebut.
Insiden itu membuat Bung Karno murka. Ia pun berpidato:
”Kalau kita lapar itu biasa. Kalau kita malu, itu juga biasa. Namun, kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar! Kerahkan pasukan ke Kalimantan, hajar cecunguk Malayan itu! Pukul dan sikat, jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak Malaysian keparat itu.”
”Doakan aku, aku akan berangkat ke medan juang sebagai patriot bangsa, sebagai martir bangsa, dan sebagai peluru bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.”
”Serukan, serukan ke seluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini. Kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.”
”Yoo... ayooo... kita ganyang. Ganyang Malaysia! Ganyang Malaysia! Bulatkan tekad. Semangat kita baja. Peluru kita banyak. Nyawa kita banyak. Bila perlu satoe- satoe!”
Rencana nekolim
Dibakar oleh pidato Bung Karno melalui radio itu (waktu itu radio merupakan media utama informasi), gerakan Ganyang Malaysia pun meledak ke seluruh negeri. Pendaftaran sukarelawan terjadi di mana-mana. Semangat bangsa saat itu memang sedang melambung setelah keberhasilan kita membebaskan Irian Barat pada tahun 1962.
Waktu itu, secara militer Indonesia merupakan negara terkuat di Asia Tenggara, terutama berkat persenjataan yang dibeli dari Uni Soviet. Semangat antinekolim juga sangat tinggi. Inggris pada tahun 1960-an itu masih merupakan kekuatan global.
Sebenarnya, Indonesia (dan Filipina) secara resmi setuju menerima pembentukan Federasi Malaysia apabila mayoritas rakyat di daerah yang akan dilakukan dekolonisasi menyetujui lewat referendum yang diorganisasi PBB. Namun, sebelum hasil referendum diumumkan, pembentukan Malaysia sudah diresmikan pada 16 September 1963, sesuatu yang dianggap Indonesia sebagai bukti rencana nekolim untuk terus mengangkangi Asia Tenggara.
Dari segi militer konfrontasi Indonesia-Malaysia, umum disebut sebagai undeclared war karena perang terjadi tanpa pernah didahului pernyataan perang. Inggris dan sekutunya (Malaysia, Australia, dan Selandia Baru) waktu itu memiliki sekitar 17.000 anggota pasukan di Kalimantan serta 10.000 anggota pasukan yang ada di Semenanjung Melayu.
Pertempuran kecil-kecilan (skirmishes) tentara Indonesia dengan Inggris terutama terjadi di perbatasan Kalimantan. Ada juga penyusupan tentara Indonesia di Semenanjung Malaysia.
Konfrontasi berakhir setelah Presiden Soekarno digantikan oleh Presiden Soeharto. Jumlah korban tewas di kedua belah pihak lebih besar berada di pihak Indonesia (sekitar 590 orang dibandingkan dengan Inggris, Australia, Selandia Baru yang hanya 114 jiwa).
Dalam rangkaian konfrontasi ini, sebuah insiden pernah terjadi antara Indonesia dan Singapura tatkala Singapura tetap menggantung dua prajurit marinir Indonesia yang tertangkap waktu menyusup ke Singapura meski Presiden Soeharto sudah mengirim utusan khusus agar hukuman itu diperingan.
Insiden itu lama terekam dalam ingatan kolektif bangsa, antara lain lewat syair yang dinyanyikan dalam permainan kim (main tebak angka berhadiah ala Minang yang kemudian dilarang karena dianggap judi). Bunyinya ”Lee Kuan Yew sangat kejam, membunuh dua pahlawan, nama Harun dan Usman”.
Semua peserta tebak-tebakan pun langsung mafhum, angka yang keluar adalah 68, yakni tahun terjadinya penggantungan itu.
Kini kedua pemerintah, Indonesia dan Malaysia, sepakat menyelesaikan insiden perbatasan melalui jalur diplomasi (soft power). Pemakaian kekerasan atau hard power dianggap tidak akan dapat memecahkan masalah.
Namun, perlu diingat, dalam penyelesaian suatu sengketa perbatasan, hard power sering diperlukan sebagai back-up dari diplomasi. Sengketa Irian Barat (Papua) dengan Belanda juga bisa dimenangkan dengan perpaduan kedua hal itu.
Publik mestinya masih ingat, sewaktu penyelesaian kasus sengketa Sipadan-Ligitan dengan Malaysia pada 2002, melalui Mahkamah Internasional pemerintah berusaha meyakinkan masyarakat bahwa kans kita menang fifty-fifty karena kita mempunyai bukti-bukti yang sahih tentang kepemilikan dua pulau tersebut.
Ternyata hasilnya jeblok. Kita kalah karena hanya satu hakim yang memenangkan dalih-dalih kita dan 16 lainnya menolak.
*Susanto Pudjomartono, Wartawan Senior
Jumat, 03 September 2010
FAKTA TENTANG MALAYSIA
FAKTA TENTANG MALAYSIA
1. Pengakuan secara jujur dari Datuk Anwar Ibrahim pada NewYork Times, bahwa sebagian besar pemimpin Malaysia terlalu pongah dan sombong meskipun sebenarnya Malaysia adalah negara lemah dan korup sehingga tidak bisa menghargai negara-negara tetangganya.(Di Indonesia ada KPK)
2. Terbatasnya akses informasi dari media informasi (surat kabar, televisi dan lain-lain) bagi rakyat Malaysia sehingga hanya sedikit saja informasi mengenai negara-negara tetangga yang dipunyai. Hal ini menyebabkan hidup rakyat Malaysia seperti katak dalam tempurung. Akibatnya, mereka merasa pintar padahal sesunggunya hidup dalam kemalasan dan kebodohan yang teramat sangat. Nilai-nilai demokrasi yang dicapai oleh negara tetangganya tidak banyak diketahui oleh rakyat Malaysia. Hal ini memang disengaja oleh pemerintah mereka agar rakyat tetap bodoh sehingga tidak membahayakan kekuasaan mereka.(Malaysia negara demokrasi????)
3. Menurut analisis Robert C. Lie (Times magazine, June 2007), fenomena yang berlaku di Malaysia ini dalam istilah psikologi merupakan mekanisme pertahanan diri. Intinya, adanya kelemahan, kebodohan, serta kegagalan bangsa Malaysia mengaktualisasikan diri sebagai suatu bangsa yang bisa dihormati oleh bangsa lainnya menyebabkan mereka berusaha sekuat tenaga membalik penilaian tersebut dengan memberikan stigma yang lebih jelek terhadap negara tetangganya.
4. Analisis dari Dinas Rahasia Russia (2006) terhadap fenomena teroris Dr. Azahari dan Nurdin Moh. Top, menyatakan bahwa kedua orang tersebut adalah merupakan kaki tangan / agen rahasia Malaysia bekerjasama dengan CIA disusupkan ke Indonesia untuk mencegah fenomena kebangkitan Islam moderat di Indonesia. Seperti Analisis dari CIA, keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia yang diikuti dengan kebangkitan Islam di Indonesia akan menjadikan Indonesia sebagai Negara besar dan maju di regional Asia Pasifik. Kondisi ini jelas tidak menguntungkan bagi Malaysia yang berupaya menjadi pemimpin di wilayah ini namun tidak memiliki kemampuan sama sekali. Kepentingan USA terhadap wilayah ini juga akan terganggu bila Indonesia berhasil muncul menjadi Negara besar dan maju di kawasan ini.
5. Dalam era globalisasi dewasa ini, peperangan bukan lagi menjadi suatu kunci bagi memenangi suatu persaingan. Justru saat ini yang dibutuhkan adalah soft power. Keunggulan budaya salah satunya. Dalam banyak hal ini jelas sekali keunggulan budaya Indonesia atas Malaysia. Lagu-lagu Indonesia banyak membanjiri Malaysia, bahkan menjadi top chart di negara mereka. Belum lagi hasil-hasil budaya lainnya seperti film, kerajinan, pencak silat, kebudayaan tradisional, dan lain-lain. Arsitektur misalnya, sudah menjadi pengetahuan umum bila menara kembar Petronas mencontek dari desain Candi Prambanan di Indonesia. Fenomena ini diakui oleh budayawan serta banyak artis Malaysia, salah satunya adalah Amy yang begitu gundah atas membanjirnya produk budaya dari Indonesia ke Malaysia
6. Tidak ada satupun kurikulum mancanegara yang memasukkan mata pelajaran bahasa Malaysia kedalam kuliahnya, satu-satunya turunan dari bahasa melayu yang dijadikan kurikulum pendidikan bahasa asing adalah bahasa Indonesia.(Universit y di Australia, Belanda, Rusia, China, Jepang, Eropa, USA). Hal ini disebabkan karena bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang berpotensi semakin besar pemakaiannya di dunia (UNESCO).
Malaysia Tidak Terkejut dengan Pidato itu! Mr. SBY bertindaklah!!!
JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo menilai pidato SBY di Mabes TNI jauh dari memuaskan. SBY salah sasaran dan dinilai tidak menghiraukan keresahan masyarakat karena arogansi Malaysia di perbatasan.
"Semula saya berharap dari pidato itu muncul pesan kepada pemimpin Malaysia, pesan tentang kemarahan kita oleh perilaku tak terpuji dan sikap tidak bersahabat para dato di Kuala Lumpur. Tapi, seperti kebanyakan orang, saya pun sangat kecewa," keluh Bambang, Jumat (3/9/2010).
Menurut Bambang, SBY hanya mengajari rakyat Indonesia soal hubungan Indonesia-Malaysia. SBY tidak memberikan sedikitpun peringatan kepada Malaysia yang menurut Bambang sudah mengganggu kedaulatan RI.
"Itu bukan pidato merespons arogansi Malaysia, melainkan lebih sebagai penjelasan tentang fluktuasi hubungan RI-Malaysia. Penjelasan yang tidak kita butuhkan karena materi yang dikemukakan Presiden sudah di luar kepala kita semua," kritik Bambang.
Oleh karenanya, Bambang yakin pidato tersebut tidak akan mempengaruhi hubungan kedua negara. Pidato tersebut sudah salah sasaran.
"Kalaupun pidato itu ingin dikatakan sebagai sebuah pesan, maka pesan itu lebih ditujukan kepada audiens di Indonesia, bukan kepada para dato di Kuala Lumpur," tutupnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan pidato yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait persoalan perbatasan bisa memberikan efek kejut terhadap pejabat dan Malaysia.
"Kalau Malaysia masih belum terkejut itu sudah keterlaluan," kata Priyo Budi Santoso kepada pers di Gedung DPR, Jakarta.
Priyo menjelaskan, kalau sampai Malaysia belum terkejut mendengarkan pidato Presiden Yudhoyono, menunjukkan Malaysia adalah bangsa yang arogan dan memandang remeh kepala negara dan bangsa Indonesia.
Malaysia, kata dia, tidak memahami suasana batin pemimpin dan masyarakat Indonesia yang lebih menyukai kedamaian.
Priyo meminta pejabat Malaysia tidak arogan seperti melakukan patroli laut di wilayah perbatasan.
Menurut Priyo, pidato yang disampaikan Presiden Yudhoyono sudah cukup jelas dan komprehensif mengenai sikap Indonesia dan dalam menyikapi persoalan perbatasan dengan Malaysia.
"Partai Golkar merasa lega atas pernyataan resmi Presiden yang menyatakan soal kedaulatan Indonesia," kata Wakil Ketua DPR ini.
Dia menilai Presiden telah menyampaikan pidato yang lugas dan tegas bahwa Indonesia tidak berkompromi soal kedaulatan negara.
Menurut dia, Yudhoyono meminta menteri-menteri segera mengambil langkah terbaik dan mendesak Malaysia segara berunding soal batas negara.
Setelah mendengarkan pidato Presiden yang lugas dan tegas tersebut, katanya, Partai Golkar berkeinginan untuk mengurungkan usulan hak interpelasi.
"Kami berencana mengurungkan usulan hak menyatakan pendapat dan mendukung langkah pemerintah untuk melakukan percepatan perundingan soal batas negara," katanya.
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia akan merundingkan wilayah perbayasan di Kota Kinabalu, Malaysia, 6 September mendatang.
Indonesia ingin menunjukkan kepada dunia internasional sebagai bangsa yang bermartabat dalam menyelesaikan persoalan dengan Malaysia sesuai dengan komitmen yang dibuatnya dalam kerangka ASEAN, kata Direktur Eksekutif Institut Studi Strategis Internasional (IISS), Begi Hersutanto.
"Sebagai bangsa yang bermartabat, Indonesia harus menunjukkan komitmen kuat terhadap kesepakatan yang telah dibuat," katanya di Jakarta, menanggapi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait memanasnya hubungan Indonesia-Malaysia.
Menurut dia, suka atau tidak suka dengan langkah yang diambil Pemerintah, Indonesia harus menunjukkan komitmen kuat atas Security Community -- satu dari tiga pilar dalam masyarakat ASEAN 2015 -- yang diajukan oleh Indonesia pertama kali.
"Kalau mendorong ofensif, berarti Indonesia mencederai kesepakatan yang telah dibuat," katanya.
Dinamika hubungan Indonesia-Malaysia merupakan bagian kerangka besar dari ASEAN yang beranggota 10 negara, kata Begi, yang juga staf ahli Komisi I DPR RI.
Sementara itu, Koordinator Program Studi ASEAN The Habibie Center, Dean Yulindra Affandi, mencatat rekam jejak dari substansi pidato-pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelumnya, maka rasanya memang tidak logis andaikata rakyat mengharapkan sesuatu yang konkret terhadap solusi hubungan Indonesia-Malaysia saat ini.
"Dalam pidatonya, sudah berulang kali pidato SBY bernuansa demikian. Selain itu, SBY terkesan sangat berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataannya sehingga justeru pesan yang ingin disampaikan jadi tidak tegas," ujarnya.
Walau demikian, kata Dean, apapun pendapat para pengamat yang ada, berhasil atau tidaknya pidato SBY akan tergantung respons dari Pemerintahan Malaysia beberapa hari ke depan.
"Apakah responsnya akan positif atau justru sebaliknya. Apakah penyampaian pidato di Mabes TNI yang selama ini dianggap memiliki pernyataan implisit bahwa Indonesia siap untuk mengerahkan kekuatan militernya, berhasil, juga tergantung dari respons balik dari Pemerintahan Malaysia," ujarnya.
Menurut dia, ada kesan lucu karena selama hubungan tegang antara Indonesia-Malaysia, termasuk pidato SBY Rabu malam, ASEAN seperti tidak bisa memiliki andil apa-apa dalam usaha untuk penyelesaian masalah ini.
Ia menilai, memang dalam pidato itu disebutkan beberapa kali mengenai kerja sama Indonesia-Malaysia dalam kerangka ASEAN, tetapi seharusnya SBY bisa lebih mengelaborasi lagi mengenai kerja sama ASEAN ini.
"Hal ini sangat penting berhubung Indonesia tahun depan akan memegang kursi kepemimpinan ASEAN," ujarnya.
Seandainya SBY melakukan elaborasi lagi mengenai hal ini tentu juga akan memberikan preseden positif terhadap negara-negara lain di ASEAN bahwa Indonesia siap memimpin ASEAN dan Indonesia memiliki rencana aksi yang jelas dalam menangani hal-hal yang terjadi di kawasan Asia Tenggara, dalam hal ini tentunya dalam masalah resolusi konflik, demikian Dean. (fn/dt/a2nt) www.suaramedia.com
Rabu, 18 Agustus 2010
Kartosoewirjo Vs. Alex Kawilarang
Tak menunggu lama, perintah tembak berkumandang. Peluru pun berhamburan. Sang target utama, Ghozin, malah luput dan berhasil melarikan diri. Hanya istri dan pembantu Ghozin yang bisa dibekuk.
Aneh. Kolonel Alex Evert Kawilarang, Panglima Tentara Teritorium III/Siliwangi, yang dua hari kemudian datang memeriksa, menaruh syak. "Harusnya seekor ayam pun tidak akan bisa kabur," kata Sardjono Kartosoewirjo, putra bungsu "Imam" Darul Islam, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.
Alex meminta semua anggota pasukan yang terlibat pertempuran itu diperiksa. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan beberapa anggota pasukan Siliwangi punya hubungan kerabat dengan tokoh Darul Islam. Hubungan kerabat itulah yang membuat prajurit Siliwangi terkesan ragu melawan tentara Kartosoewirjo.
"Cerita itu tidak benar," kata Kolonel (Purnawirawan) Suhanda, 82 tahun, mantan Komandan Kompi C Batalion 328 Kujang. Anak buah Suhanda, yakni Sersan Mayor (Purnawirawan) Dana, 68 tahun, juga ragu akan kesaksian Sardjono. Dua belas tahun setelah peristiwa pengepungan itu, Juni 1962, Kompi C berhasil menangkap Kartosoewirjo.
Tentara Islam ini memang liat dan ulet. Persenjataannya ala kadarnya dan pasokan logistik pun ekstraseret. Mereka bertahan bergerilya, dari gunung ke gunung, selama belasan tahun.
Dana mengakui keuletan Tentara Islam. Tapi ada juga faktor lain. "Fokus TNI terpecah karena banyak pemberontakan lain di luar Jawa," ujar Dana.
Pada awal pemberontakan Tentara Islam, semula pasukan Siliwangi belum menemukan taktik yang jitu. Kolonel Alex menilai pasukan yang dipakai untuk menumpas tentara Kartosoewirjo terlalu besar. "Mobilitasnya jadi kurang. Lamban sekali," kata Alex dalam biografinya. Alex mengakui kesulitannya menundukkan Kartosoewirjo kendati di awal pemeberontakan dia sempat berjanji akan menumpas Darul Islam dalam waktu enam bulan saja. Dia kemudian meminta pasukannya membentuk tim patroli dalam jumlah lebih kecil, tapi lebih gesit. "Cukup satu peleton saja, tapi harus terus bergerak, baik siang maupun malam."
Patroli dalam tim-tim kecil ini pun kurang memadai menghadang pasukan Kartosoewirjo. Sebagian warga Priangan yang mendukung Kartosoewirjo memberikan tempat persembunyian bagi Tentara Islam. Alex menganalisis situasi pihak lawan menguasai medan dan didukung sebagian rakyat. Strategi yang dibutuhkan, menurut Alex, adalah strategi antigerilya.
Alex sudah kenyang pengalaman dalam perang gerilya dari penumpasan pemberontakan Republik Maluku Selatan. Dia melatih anak buahnya berbagai jurus antigerilya, terutama hinderlaag (penghadangan), juga menentukan gevechtstelling atau posisi tempur. Strategi inilah yang akhirnya mematahkan perlawanan Tentara Islam.
Dua peneliti, Cornelis van Dijk dan Karl D. Jackson, punya sejumlah teori kenapa perlawanan Tentara Islam Indonesia bisa bertahan lama, bahkan jauh lebih lama dibanding Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)/Permesta, yang digerakkan sejumlah tokoh politik dan perwira militer.
Dukungan rakyat terhadap Darul Islam memang lebih kuat ketimbang respons masyarakat terhadap PRRI, yang elitis. Pada akhir 1960-an, Jackson meneliti 19 desa di Jawa Barat. Kesimpulannya, enam desa memihak Darul Islam, tujuh desa condong ke Pemerintah Republik, dan sisanya hanya mengikuti "arah angin".
Harus diakui pula bahwa Kartosoewirjo lihai merengkuh simpati masyarakat dengan simbol Islam yang digunakannya.
Senin, 09 Agustus 2010
Selasa, 25 Mei 2010
Minggu, 23 Mei 2010
Rabu, 19 Mei 2010
R.I.P.
Lepaskan aku dari nestapa
Engkau lagi tempatku berpaut
Di waktu ini gelap gulita
Sampaikan rinduku pada adinda
Bisikkan rayuanku pada juita
Liputi lututnya muda kencana
Serupa beta memeluk dia
Kerendahan Hati
yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
yang tumbuh di tepi danau
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
Oleh.Taufiq Ismail
Aku..
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Selasa, 18 Mei 2010
Rasa Yang Tertinggal....
Semakin berlalu waktu ini, semakin pilu kurasakan tanpa dekapan hangatmu lagi..
Karena titik hitam yang ku gores,akhirnya melukakan hatimu
Apa kau tidak mau mendekapku lagi dinda? tertawa kecil seperti dulu lagi saat kita susuri malam malam di Jakarta?
ya,. mungkin kau sudah terlalu muak akan kesalahanku,.
dan tidak akan pernah berpaling lagi sekalipun aku memintanya,.
aku hanyalah aku, dengan keakuanku yang tidak sempurna
karena itulah aku sangat merindukanmu dinda,..
Hening malam masih bersamaku, hanya ia lah teman setiaku yang selalu menemaniku suka maupun duka...
Ia tidak akan pernah lelah menantiku dengan senyumannya, jika waktunya telah tiba,.
Sama halnya dengan mu dinda,. tapi itu dahulu ketika kita masih bersama,.
bersama dalam suka dan duka,..dan masa dimana kita saling merindukannya,.
ternyata yang masih tersisa dari sini tentangmu adalah cinta,..
Kamis, 29 April 2010
Harta Kapal Karam, Perdagangan Artefak Bawah Air Marak
- Perdagangan artefak atau benda cagar budaya bawah air dari kapal yang tenggelam di perairan Indonesia masih berlangsung. Bahkan, kini semakin terang-terangan dan diperdagangkan secara internasional.
Salah satu buktinya, yakni katalog dan kepingan compact disc (CD) berisi promosi benda cagar budaya keramik yang dibuat dan dipublikasikan secara internasional oleh Michael Hatcher, arkeolog maritim asal Australia.
Konsorsium Penyelamat Aset Bangsa (KPAB) menunjukkan rekaman video itu kepada wartawan, Rabu (28/4) di Jakarta. Rekaman video itu menunjukkan kegiatan penyelaman Hatcher dengan membawa hasil keramik-keramik berwarna kusam dan beberapa sudah pecah, seperti piring, guci kecil, dan mangkuk dari bawah laut. Dengan kamera video bawah laut, Hatcher juga menunjukkan tumpukan keramik yang masih berada di bawah laut karena belum dapat diangkat.
Direktur Institute for National Strategic Interest and Development (INSIDe) Danial Nafis mengatakan, Hatcher membuat katalog dan CD itu untuk mencari sponsor di Amerika Serikat dan Eropa guna membiayai pengangkatan kapal yang tenggelam berikut semua benda cagar budaya yang ada di dalamnya.
Bersama dengan katalog itu, Hatcher menyertakan Dokumen Kesempatan Investasi Keramik Dinasti Ming yang menyebutkan lokasi benda cagar budaya (BCB) di perairan Laut Jawa. Adapun harga keramik tersebut ditaksir minimal 200 juta dollar AS atau hampir Rp 1,8 triliun.
Pada bagian lain juga dipamerkan sampel keramik yang diambilnya di perairan Blanakan, Pamanukan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. KPAB mendesak agar pemerintah segera menghentikan segala bentuk survei, observasi, dan pengangkatan barang muatan kapal tenggelam yang ilegal, bahkan yang terindikasi adanya tindak pidana pencurian seperti di Ujung Pamanukan.
”Pemerintah harus cepat bertindak,” kata Koordinator Konsorsium Penyelamat Aset Bangsa Endro Soebekti Sadjiman.
Panitia Nasional Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) juga diminta transparan dan tidak hanya memperlakukan benda cagar budaya sebagai komoditas ekonomis, tetapi juga melihatnya dari sisi arkeologi dan potensi sejarah budaya
Ratusan lokasi kapal
Koordinator Masyarakat Advokasi Warisan Budaya Jhohannes Marbun mengatakan, ada sekitar 426 titik lokasi ditemukannya kapal dagang dan perang yang tenggelam dan sebagian besar di perairan Bangka Belitung.
Pengamat intelijen Mulyo Wibisono menekankan, sebenarnya pemerintah bisa saja mengamankan benda cagar budaya sebelum dijarah oleh asing. Apalagi, sebenarnya rata-rata kapal yang tenggelam itu berada di laut dangkal dan tidak sampai sejauh 12 mil dari garis pantai.
Minggu, 04 April 2010
Ikabratam Football Club Ranai tampil sebagai Juara!!!!
Ps. Ikabratam berhak atas piala bergilir Komandan Lanud Ranai & uang pembinaan sebesar Rp. 5.000.000,00 & penjaga gawang terbaik di rebut Keeper Ps. Ikabratam dengan belum pernah mengalami kemasukan sepanjang kompetisi ini yaitu Usman, & mendapat uang pembinaan sebesar Rp. 1.000.000,00. Top score direbut striker, Hermanto(Mitra) & Budi yanto(Ikabratam) berhak dengan uang pembinaan @Rp. 500.000,00 dengan torehan 4 goal. Ps. Mitra sendiri berhak atas uang pembinaan sebesar Rp. 3.000.000,00, kemudian Ps. Angkasa berhak atas uang pembinaan sebesar Rp. 1.500.000,00.
Jumat, 02 April 2010
Angkasa tampil sebagai juara III
Angkasa Football Club kabupaten Natuna, Kep. Riau berhasil tampil sebagai juara III Kompetisi Sepakbola Komandan Lanud Ranai ke II th. 2010 dengan mengalahkan Ps. Bimasmansa Ranai 3-1 di Lapangan Dirgantara Ranai. Gol pertama tercipta dalam pertandingan ini pada menit ke-14 babak pertama oleh pemain Bimasmansa No.10 Bayu. Tertinggal 0-1 tidak membuat serangan dari anak-anak Angkasa surut, pada menit ke-34 babak pertama Angkasa mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 sama melaui hadiah pinalty setelah pemain belakang Bima handsball dalam kotak terlarang. Gol berhasil di lesakkan Wan eki No.9 sebagai eksekutor, kemudian Angkasa kembali menggetarkar gawang Bima yang di jaga Aris pada menit ke-68 babak ke dua dengan tendangan keras setengah badan dari kemelut yang terjadi di kotak 16 meter oleh pemain No.11 Caca,kedudukan menjadi 2-1 untuk keunggulan Ps. Angkasa. Goal pamungkas Angkasa terjadi pada menit ke -88 kembali dilesakkan No.11 Caca setelah melakukan solo run melewati beberapa pemain belakang Bima, score berubah 3-1 untuk keunggulan Ps. Angkasa. Sampai peluit akhir di bunyikan, kedudukan tetap tidak berubah.
Ps. Angkasa : 89.Edy (g), 18. Edy S,14.Umar,4.Joko,6 .Haryadi, 9.Eki, 16.Joyo,17.Eko budi,12.Rido,5.Armit,5.Aping,
cadangan: 3.Susanto,19.Sarifudin,6.Kriston,88.Akim,10.Eben.
Ps.Bimasmansa: 22.Aris(g),11.Izon,5.Junaidi,17.Doni,7.Yopi,4.Ahmad,16.Dani,18.Ijun,14.Zakaria,6.Feri,9.Sadam. Cadangan: 10.Bayu,5.Hengki,8.Edy,20.Riduan.
Kamis, 01 April 2010
Angkasa News
Minggu, 28 Maret 2010
ANGKASA CAPAI PEREMPAT FINAL..
ANGKASA FOOTBAL CLUB NEWS
Selasa, 16 Maret 2010
HASRAT UNTUK BERUBAH,.....
Ketika aku masih muda & bebas berhayal,.
aku bermimpi mengubah duniaku,.
Seiring bertambahnya usia & kearifanku,
Ku dapati dunia tak kunjung berubah,..
Maka cita cita itupun ku persempit..
lalu ku putuskan untuk mengubah negeriku,.
namun tampaknya hasrat itupun tiada hasilnya,..
Ketika usiaku semakin senja,
Dengan semangat yang masih tersisa, kuputuskan,...
Untuk mengubah keluargaku & orang orang yang paling dekat denganku saja,..
Namun celakanya mereka pun tak mau diubah,...
Dan kini sementara aku berbaring lemah
Saat ajal menjelang, tiba tiba kusadari,...
Andaikan yang pertama kuubah adalah diriku,.
Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan,
mungkin akan bisa mengubah keluarga & orang orang terdekatku,..
Lalu berkat inspirasi & dorongan mereka,
Bisa jadi akupun mampu mengubah negeriku,.
Kemudian siapa tau, aku bahkan bisa Mengubah dunia,.. DENGAN IDEOLOGI KU!
Senin, 08 Maret 2010
Minggu, 07 Maret 2010
maka ketika kuucapkan selamat tinggal, padamu kutanggalkan helaihelai rambut yang memutih. bukan melati, bukan arca malaikat tanpa hati atau kecupan sebilah belati. akulah manusia.
Sementara ditiaptiap tembok persimpangan, graffiti nama kita terukir begitu saja. entah siapa yang teriak, tibatiba serentak semua bergejolak. meski akhirnya cuma kita yang setia pada derik gerobak. sampah segala sumpah.
kemana lagi melarikan mimpi. mata, hari, hati terlalu gersang. tongtong sampah penuh deretan usang catatan pelajaran anakanak kecil bertema keadilan. Entah apa yang makna. Toh buku harian selalu sejelaga tungku batu bara. Mungkin kita yang masih enggan mengerti, menggali airmata di kurusetra masih terlalu tanpaarti.
hanya andai mungkin masih kita punya. tentang esok, apalagi bulan depan, sungguh aku tak tahu. Hari ini lilin belum habis membakar diri. Nanti malam, kita bangun lagi mimpimimpi. Sambil menghancurkan mimpi yang kemarin lusa tak habis kita tangisi.
tapi. aku pergi dulu. Jangan menunggudanmencari bila senja aku tak kembali. tidur, dan jelmakan mimpi kita esok hari. atau mungkin seabad lagi!